Selasa, 03 Mei 2011

Politik Global Amerika Serikat - Review : Realism and Idealism by Norman E. Graebner

Realisme dan idealisme merupakan perspektif yang menawarkan pendekatan yang berbeda dalam pengertian dan cara mewujudkan kepentingan nasional sebuah negara. Realisme mencoba untuk menerima kondisi dunia apa adanya dan juga mendefinisikan instrumen kebijakan suatu negara dengan menilai keuntungan, kerugian, dan peluang terwujudnya kepentingan nasional. Sedangkan liberalisme berupaya untuk mendefinisikan tujuan negara dalam bentuk ideal, dan visioner. Pencapaian kebijakan suatu negara tergantung pada diplomasi dan kekuatan negara.

Dua doktrin ini sangat berkembang di Amerika Serikat, tidak hanya itu, realisme dan idealisme benar-benar tumbuh baik secara teori maupun praktek di Amerika Serikat. Termasuk perdebatan antara dua doktrin ini. Perdebatan dasar antara dua doktrin ini terkait dengan kebutuhan dan kemungkinan bagi aksi-aksi eksternal dalam dunia yang anarki.

Pada dasarnya, kajian utama realisme selalu berkaitan dengan national interest dan security. Bagi realisme, tidak ada alternatif lain selain hidup berdampingan dalam dunia yang anarki dan menerika sistem negara modern sebagai sebuah keharusan. Selain itu, negara juga berkewajiban melindungi kepentingan nasional baik dengan diplomasi maupun dengan perang. Dan terkait fenomena perang, bagi realisme, perang bukanlah fenomena yang menyimpang. Namun, terkadang juga merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Secara umum, perang juga merupakan alat untuk melakukan perubahan kondisi politik dan teritorial yang tidak diinginkan.

Berbeda dengan realisme, idealisme memandangkan bahwa pertentangan baik dalam struktur nasional negara maupun dalam praktek internasional merupakan sesuatu yang tidak penting. Idealisme juga lebih fokus pada pada kesejahteraan individu dan juga kepentingan umum kemanusiaan. Dan juga mementingkan norma, hukum, dan prinsip-prinsip universal untuk dapat diaplikasikan dalam urusan-urusan domestik.

Terkait dengan determinan utama yang mempengaruhi tindakan negara dalam politik internasional. Realis beranggapan bahwa faktor-faktor eksternal yang mendefinisikan pilihan-pilihan bagi para pembuat keputusan. Pilihan-pilihan tersebut tidak pasti dan sulit dipahami serta membutuhkan kesiapan dan kewaspadaan untuk memutuskannya. Sebaliknya, idealisme memandang sumber dari tindakan aktor eksternal berasal dari proses politik internal, yaitu berdasarkan struktur politik, distribusi kekuatan politik, dan ambisi elit-elit berkuasa. Keterlibatan aktor-aktor eksternal bukanlah merupakan hal yang penting, dan pilihan internal merupakan hal paling penting. Bagi idealis, bentuk pemerintahan yang berbeda akan membentuk model kebijakan luar negeri yang berbeda pula.

Walaupun realis memandang negara sebagai aktor yang agresif. Namun, realis juga mengakui tentang keterbatasan niat dan kekuatan negara untuk mengintervensI yaitu kedaulatan nasional suatu negara. Sedangkan liberalisme, menaruh harapan yang besar terhadap diri mereka sendiri dan juga masyarakat. Bagi mereka, dunia tidak sepenuhnya korup. Melalui kepemimpinan dan motivasi yang tepat, dunia bisa baik secara politik maupun moral.



THE REVOLUSIONARY ERA

Idealis Amerika Serikat yang beranggapan untuk meminimalkan peran negara dalam power politic merupakan pengaruh debat politikus, dan jurnalis Inggris abad 18, walaupun Inggris dan koloni Amerikanya pernah terlibat pertentang setelah perang 7 tahun. Namun terdapat ikatan yang cukup kuat antara Inggris dan Amerika. Sehingga kemudian, seorang penulis Amerika bernama Thomas Paine menciptakan mata rantai antara pemikir reformis Inggris dengan koloninya. Dalam essainya berjudul Common Sense. Tulisan Paine ini memuat asumsi-asumsi fundamental pemikiran idealis dalam hal kebijakan luar negeri. Menurutnya, republik yang bebas dari kontaminasi dan desakan power politic secara ideal akan membentuk tatanan baru dalam world affairs. Selain itu, bagi Paine, pada dasarnya manusia bukanlah musuh bagi manusia lainnya. Namun karena system pemerintahan yang salah, manusia bisa menjadi musuh satu sama lain. Prinsip moral akan menciptakan perdamaian dalam hubungan antar individu, dan juga tidak mungkin akan mengatur tindakan Negara-negara.

Terdapat beberapa tokoh Amerika yang juga sepakat dengan pemikiran Paine, seperti Benjamin Franklin dan Thomas Jefferson. Namun, berbeda dengan Paine, Jefferson dipandang memiliki aspirasi yang lebih modern. Para konservatif modern mengkritik para utopian idealis Paine terkait dengan masa depan dunia dan peran Amerika Serikat dalam pembentukannya. Bagi mereka, yang menentukan tindakan eksternal suatu Negara bukanlah karena keunikan struktur politik mereka atau karena pandangan orang-orang di dalamnya, tapi adalah lingkungan internasional yang berada diluar kendali Negara, dan juga karena tuntutan yang dibebankan oleh ambisi Negara untuk menghalangi kepentingan Negara lain.

Alexander Hamilton dalam “The Federalis mengungkapkan bahwa world of power politic Amerika berada dalam bahaya. Beberapa orang Amerika, menurutnya terlalu senang dengan teori-teori yang menjanjikan mereka untuk bebas dari ketidaksempurnaan, kelemahan, dan kejahatan yang ada di dalam masyarakat dalam setiap bidang kehidupan. Akan lebih baik bagi Negara untuk menganggap bahwa kebijaksanaan dan kebaikan itu sama sekali tidak ada. Mencari harmoni antar Negara independen itu tidak mungkin dilakukan. Sehingga perang merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Untuk keamanan nasional, perlu pemerintahan yang kuat, memiliki kemampuan untuk berperang.



THE EARLY NATIONAL PERIOD

Revolusi Prancis dan perang revolusioner antara Prancis dan Inggris setelah tahun1792, semakin mambangkitkan pertentangan antara Jefferson da Hamilton, mentri luar negeri dan menteri keuangan kabinet presiden George Washington. Awalnya, idealis seperti Paine dan Jefferson sangat membenci power politic dan perang, dan realis seperti Hamilton mengajarkan kesiapan negara untuk berperang. Menurut idealisme, sewaktu revolusi prancis, Amerika Serikat seharusnya membantu Prancis. Sedangkan Hamilton dan Wasington cendrung lebih memilih untuk netral. Dan pilihan inilah yang dipakai oleh Presiden Wahington saat itu.

Jefferson, dalam perdebatan lainnya dengan Hamilton tentang kebijaksanaan dan moralitas dalam proklamasi Washington. Jefferson mendasarkan anjurannya agar Amerika membantu Prancis dalam perang revolusionernya pada kewajiban dibawah aliansi Franco-America tahun 1778. Selain itu, dukungan ini juga bentuk balasan atas bantuan Prancis terhadap Amerika selama perang melawan Inggris. Selain itu, Prancis juga merupakan negara republik seperi Amerika. Argumen Jefferson ini lebih berupa sentimen daripada kepentingan Amerika. Sehingga Hamilton pun mengkritik argumen ini dalam sebuah”long public letter-Pacificus” pada 6 juli1793. Menurut Hamilton, Amerika pada saat itu tidak memiliki kekuatan untuk membantu Prancis dalam perang Eropa. Tidak ada negara yang berkewajiban untuk melakukan hal yang tidak bisa ia lakukan. Selanjutnya terkait dengan bantuan Prancis diberikan pada Amerika saat perang dengan Inggris. Menurut Hamilton, Prancis memberikan bantuan kepada Amerika bukan demi menolong Amerika Serikat namun juga untuk memenuhi kepentinganya untuk mengalahkan Inggris. Pemerintah Amerika tidak bisa bertindak sebagai individu, negara harus bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya sepanjang waktu. Selain itu, Hamilton juga menolak bahwa penyebab terjadinya revolusi Prancis adalah karena “liberty” atau kegagalan prinsip revolusioner Prancis.



LATIN AMERICA AND GREECE

Pada tahun 1815, setelah menghadapi Inggris, terjadi ledakan nasionalisme dan perasaan sangat puas setelah berhadapan dengan Inggris. Di satu sisi, pengalaman perang ini merupakan kebanggaan berbeda dan terpisah dari Eropa dalam politik internasional. Selain itu juga semakin mengabadikan debat antara realisme dan idealisme di Amerika Serikat. Pasca perang, muncullah tantangan baru dalam sentimen Amerika, yaitu perjuangan Amerika Latin untuk merdeka dari Spanyol. Kembali, Amerika Serikat dituntut publik untuk membantu Amerika Latin. Namun Amerika yang pada saat itu dipimpin oleh Monroe bersama mentri luar negerinya Quincy Adam tetap bersikap netral hingga 1821. Ketika kekuatan revolusioner berhasil menghancurkan Spanyol di Amerika Selatan. Amerika melalui pesan khusus kepada Kongres mengungkapkan bahwa Amerika pada 8 Maret 1822 mengakui kemerdekaan Argentina, Peru, Chile, Columbia, dan Meksiko.

Peristiwa serupa pun terjadi di Yunani, yaitu revolusi Yunani pada tahun 1821. Sultan Turki mahmud II melawan revolusioner Yunani dengan kekerasan yang membangkitkan sentimen anti Turki di seluruh Eropa Barat dan Amerika Serikat. Amerika pun menunjukkan reaksinya melalui pernyataan Presiden Monroe bahwa Amerika menyayangkan kebijakan Turki yang sewenang-wenang. Namun Adam sangat menentang setiap campur tangan Amerika Serikat baik di Turki maupun Yunani terutama Amerika tidak siap untuk melakukan intervensi baik secara keuangan maupun militer. Sehingga, upaya untuk kemerdekaan Yunani kemudian dihapuskan dari dalam pertimbangan negara.



MONROE DOCTINE

Walaupun menjadi subjek kontroversi, Doktrin Monroe setelah pengumumannya pada1823 masih diperdebatkan artinya. Bagi realis, doktrin monroe merepresentasikan kepentingan fundamental untuk mempertahankan posisi negara sebagai kekuatan dominan di dunia. Bagi realisme, sangat realistis, bahwa tujuan Amerika adalah untuk mencegah munculnya kekuatan rival di dunia Barat. Dan Amerika Serikat memerlukan perang atau ancaman perang untuk melindungi kepentingan yang paling esensial. Sedangkan bagi idealisme, doktrin Monroe adalah deklarasi besar-besaran prinsip-prinsip liberal. Bagi idealis, Amerika Serikat mempromosikan kebebasan di Amerika Latin. Doktrin ini juga wujud nilai ideal demokrasi universal dan prinsip-prinsip abstrak yang akan mempengaruhi ekonomi dan keamanan Amerika. Berbeda dengan idealis, John Tyler memandang bahwa dalam prakteknya doktrin Monroe bukanlah prinsip tapi kebijakan.

WAR WITH SPAIN

Selama periode antara tahun 1815 hingga 1898. Idealisme dan realisme Amerika tetap terpisah. Yang satu berada di dunia opini, ide, dan moral. Selain yang lainnya, berada di dunia dengan kebijakan dan tindakan. Namun pada tahun 1898, pembagian tersebut mulai hilang. Gelombang semangat baru melawan realisme mulai muncul.

Setelah peristiwa pemberontakan Kuba pada Februari 1895, Junta Kuba yang bermasrkas di New York, dibantu Liga Kuba meluncurkan kampanye untuk keterlibatan Amerika Srikat dalam perjuangan Kuba untuk kemerdekaan. Dan pada 21 april Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Spanyol dan mendeklarasikan perang untuk kemerdekaan Kuba.

Beberapa rakyat Amerika berupaya menjustifikasi perang tersebut dalam pengertian kemanusiaan. Motif seperti itu tidak aneh dalam pemikiran liberal Amerika.



CHINA AND OPEN DOOR POLICY

Kejadian di China menggambarkan bahwa keterlibatan Amerika semakin besar di Pasifik Barat. Setelah 1897, kelemahan politik dan militer China akan menyebakan pelanggaran yang mengancam status China menjadi negara kolonial. Pada saat pemerintahan Mc Kinley, melalui mentri luar negerinya John Hay yang mengeluarkan “Open Door Notes of 1899 and 1900” menyelamatkan China dari disintegrasi yang lebih parah. Pada akhirnya, intervensi Amerika Serikat di China menunjukkan pada dunia tentang kepemimpinan Amerika baik ide maupun tindakan.



WILSONIAN DIPLOMACY

Pecahnya perang pada musim panas tahun 1914 melalui gabungan elemen realis dan idealis yang walaupun berbeda pandangan tentang penyebab dan arti sebuah perang, namun mereka sama-sama setuju dengan kebutuhan untuk survival. Theodore Roosevelt seperti realis lainnya juga takut kemenangan Jerman akan membahayakan kepentingan Amerika Serikat. Dan Wilson dengan cepat mengalihkan perang menjadi perjuangan moral. Dan kehancuran perdamaian akan merusak system internasional. Dan ketika kapal selam Jerman membawa Amerika Serikat ke dalam perang. Wilson akan melakukan reformasi dunia melalui suara dominan untuk membangun struktur yang lebih damai pasca perang. Wilson berupaya untuk menghindari krisis seperti tahun 1914 yang membutuhkan perubahan kualitas tindakan nasional dan mekanisme internasional untuk menciptakan perdamaian. Solusi terbaik adalah dengan berdasar pada prinsip collective security dimana semua Negara cinta damai bergabung untuk melakukan aksi untuk menciptakan perdamaian. Selain itu, penting pula keberadaan institusi multilateral sebagai pelindung perdamaian dan pihak yang bisa menjalankan peraturan perundang-undangan. Selain itu, menurut Wilson untuk dunia yang damai dibutuhkan perluasan perdagangan dunia yang berjalan dibawah perjanjian yang menjamin akses yang sama bagi pasar dunia. Dan terakhir, tatanan dunia baru membutuhkan kepemimpinan aktif Amerika Serikat.

Selain itu, visi perdamaian Wilson juga membutuhkan fondasi demokratis yang dapat memastikan fusi-fusi penting untuk tujuan kebijakan dan tujuan moral. Wilson percaya, demokrasi akan mempertahankan perdamaian dengan anggapan kepentingan bersama akan menghilangkan konflik dan perang. Wilson juga memandang penting undang-undang untuk mempertahankan kedamaian.

Namun, asumsi penting tentang common interest dalam perdamaian ini tidak mengindahkan realita bahwa jika sebagian Negara menginginkan perdamaian, maka Negara lain menginginkan status quo dan sebagian lainnya tidak.



ISOLATIONISM, INTERNATIONALISM, AND WORLD WAR II

Isolationisme menegaskan bahwa Negara tidak mempunyai kepentingan ekstenal yang membolehkan penggunaan kekerasan untuk hal yang tidak berkaitan dengan negaranya. Sebaliknya, internasionalisme mendeklarasikan bahwa kepentingan Amerika ada dimana pun terjadi ancaman terhadap perdamaian dan hak asasi manusia. Setiap program yang dilakukan para internasionalis Amerika selama 2 dekade paska perang menolak pentingnya definisi yang tepat tentang akhir dan instrumen politik luar negeri Amerika.



THE COLD WAR

Pada tahun 1946, Clark Clifford, pejabat anti Soviet dan anggota Kongres melaporkan kepada Presiden Truman tentang ancaman ambisi Soviet yang pada saat itu fokus pada Yunani dan Turki. Sehingga pemerintah truman mengeluarkan Doktrin Truman. Dan kebijakan anti Soviet pun terus dikeluarkan selama 2 tahun berikutnya karena Amerika Serikat takut Uni Soviet akan terus menyebarkan komunisme ke seluruh dunia. Dan untuk Asia Timur, Amerika pun harus berhadapan dengan 2 masalah sekaligus, revolusi komunis di China dan Indochina yang memastikan ketakutan Amerika pada ekspansionisme Soviet. Pada tahun-tahun ini komunisme Uni Soviet sangat berkembang.

Pada Desember 1979, Amerika dibawah pemerintahan Carter juga bereaksi terhadap invasi Soviet ke Afganistan. Uni Soviet mengancam kepentingan Amerika dari Mediterania hingga Laut Jepang. Amerika khawatir Uni Soviet akan menggunakan Afganistan sebagai batu loncatan untuk mengontrol suplai minyak. Asumsi-asumsi bahwa Uni Soviet menginvasi Afganistan tersebar ke Selatan dan barat daya Asia. Dan invasi Soviet ini tersebar seperti deklarasi perang dingin. dan Amerika mengeluarkan anggaran yang besar untuk militer.



THE POST-COLD WAR ERA

Dengan berakhirnya perang dingin dan runtuhnya USSR pada 1990-1991, Amerika Serikat langsung menjadi satu-satunya super power. Di bawah kepeminpinan Bill Clinton, realisasi super power Amerika dibuktikan dengan peran Amerika dalam urusan-urusan dunia. Amerika berjanji akan memfokuskan kebijakan luar negerinya untuk tujuan menyebarkan demokrasi dan nilai kemanusiaan. Di masa Clinton pula lah Amerika melakukan intervensi ke Somalia, Haiti, dan Bosnia.

Secara umum, debat realis-idealis Amerika yang walaupun saling bergeser posisi, dan juga terjadi pertentangan antara tujuan dan asumsi realis-idealis. Namun dalam perkembangannya, tetap saja tidak ada pihak yang mengakui kekalahan masing-masing. Realis berpendapat bahwa kebijakan eksternal negara ditentukan kepentingan nasional dan keinginan untuk memaksimalkan stabilitas dan meminimalisir ancaman. Namun dalam prakteknya, realisme lah yang mendefinisikan seluruh formulasi fundamental kebijakan luar negeri Amerika kecuali untuk kasus perang di Kuba dan Asia Timur di abad 19 dan respon Wilson terhadap tantangan pada dekade interwar. Pengalaman panjang negara dalam formulasi kebijakan luar negeri mendemonstrasikan bahwa negara yang tidak mengindahkan kepentingan negara tidak akan bertahan lama.

2 komentar:

  1. Halo, semua, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman kredit yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan dengan seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa stres dan kesulitan keuangan,

    Setelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari pemberi pinjaman online yang sah dalam kredit dan tidak akan meningkatkan rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk beralih ke teman saya untuk saran tentang cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulan yang kami ceritakan tentang seorang wanita bernama Mrs. Theresa yang merupakan CEO Theresa Loan.Company

    Saya mengajukan permohonan untuk jumlah pinjaman (800 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman disetujui dengan mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk pengalihan pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi dari mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu adalah lelucon sampai saya menerima panggilan dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 800 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa-doa saya dengan memesan lender saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan keinginan hati saya.

    Terima kasih banyak kepada Ibu Theresa untuk membuat hidup adil bagi saya, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Theresa dengan baik melalui e-mail Theresaloancompany@gmail.com untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,

    Jadi, terima kasih banyak karena Anda meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa Tuhan akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
    Saya beri nama martini, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih banyak melalui email saya: martinimarais1986@gmail.com atau fatma via feyzilfatma@gmail.com. Terima kasih

    BalasHapus
  2. kesaksian nyata dan kabar baik !!!

    Nama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan

    Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar

    Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda

    untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.com
    dan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com

    BalasHapus